Pages

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Cerrpen.ngawur

KAKAK PASTI KEMBALI

”Huaaahhh!!!.....” emang paling malas bangun pagi-pagi. Apalagi habis liburan. Rasanya pengin narik selimut dan memejamkan mata lagi. Tapi banyak hal yang harus aku lakukan hari ini. Walaupun mata masih merem melek aku mencoba bangkit dari tempat tidur dan langsung mandi ala kadarnya.

Selesai mandi, ngaca dulu sebentar. Ternyata benar kata teman-teman, tampang aku biasa-biasa saja tidak ada kata spesial. Walaupun demikian, aku termasuk dalam 10 besar anak-anak yang berotak lumayan cerdas. Buktinya dari kelas 7 aku selalu masuk dalam kelas favorit pertama di sekolahku.

* * *

Seperti hari-hari sebelumnya, aku duduk di bangku paling depan di kelas. Aku Feby, kelas 8 SMP sekolah favorit di daerah jakarta Selatan, sebut saja nama sekolahku SMP 60 Jakarta.

Pagi itu tidak ada KBM alias kegiatan belajar mengajar di sekolahku, karena pada minggu-minggu ini sekolahku akan mengadakan Kegiatan Tengah Semester atau yang sering disebut KTS. KTS ini akan diiisi dengan kegiatan olahraga dan lomba-lomba semacamnya. Pada KTS hari pertama ada beberapa lomba yang akan diikuti oleh kelasku yaitu pertandingan bola basket dan voli antar kelas. Dan sekarang tiba saatnya kelasku yang bertanding pada pagi itu. Seluruh teman sekelasku memberi semangat kepada para team basket yang bertanding pagi itu.

Pertandingan sengit pun sudah berjalan 20 menit yang lalu dan kedudukan sementara seri dengan skor 8-8. Hingga tiba saatnya waktu istirahat bagi kedua team untuk melepaskan lelah.

5 menit pun berlalu dan kedua team harus sudah berada dilapangan, masih terdengar para suporter memberikan semangat kepada team kesayangan mereka. Peluit wasit telah ditiup, itu pertanda bahwa pertandingan akan segera dimulai kembali. Dan pertandingan pada siang itu semakin memanas, kedua team masih sibuk memasukkan bola ke ring lawan, tapi tak ada satu team pun yang dapat memasukannya, padahal beberapa menit lagi waktu akan berakhir. Dan tiba-tiba salah satu anggota dari teamku dengan tidak sengaja memasukkan bola ke ring lawan, spontan para suporter berteriak kegirangan dan akhirnya teamku menang dengan kedudukan 10-8.

* * *

Sebenarnya aku kepagian berangkat sampai di sekolah, Padahal berangkat siang pun tidak ada masalah karena pagi itu akan melanjutkan KTS dan masih tidak ada KBM. Suasana pagi itu sangat membosankan tidak secerah kemarin karena siang nanti team dari kelasku tidak akan bertanding.

Ingin rasanya pulang lebih awal dari jam yang telah ditentukan, maksudya membolos? Tapi sangat tidak mungkin aku membolos, karena aku termasuk siswa teladan di sekolahku, jadi harus menjadi panutan bagi adik-adik kelasku. Sambil menunggu jam pulang, aku dan teman-teman duduk-duduk di teras depan kelas dengan asik melihat pertandingan basket sambil menyeruput sebungkus es yang aku dapatkan dari kantin.

Karena pertandingan basket pagi itu sangat membosankan jadi aku putuskan untuk ngobrol saja dengan temanku. Aku sama sekali tidak memperhatikan cowok yang sedang duduk di pojok teras itu. Soalnya dia sedang asik baca buku.

Dan tiba-tiba angin tak berhembus dan semua tumbuh-tumbuhan berhenti bergoyang dan tanpa disengaja mataku menatap kearah cowok itu. Oh Tuhan, cakep banget tuh cowok. Anak siapa sih...? Hitam manis, hidung mancung, bibir tipis, dan mukanya yang imut-imut bikin jantungku berdegub dengan sangat kencangnya.

”Tan....Tan...., siapa sih tuh cowok?” tanyaku sambil bisikin si Tanti.

”Oh, itukan Pak Saiful Sihombing Simanjuntak, Penjaga Perpustakaan yang baru. Masak kamu gak ngenalin sih?” Jawab Tanti polos tanpa dosa. Memang pada saat itu Pak Saiful sedang lewat di depan kelas.

”Bukan itu maksud aku! Itu cowok yang di pojokan.”

”Oh....dia. Namanya kak Brian, kakak kelas 9A. Katanya sih lumayan pintar, tapi kok gak masuk kelas favorit ya?” (Karena pada tahun itu kelas 9 yang favorit adalah kelas 9C)

Mungkin karena merasa diomongin, cowok itu melihat ke arah kami dan beranjak dari tempat duduknya. Dan Jegeerrrrr!! Untuk pertama kalinya mata kita beradu pandang dan dia melempar senyum kepada kami. Terus terang saat itu aku sangat deg-degan, rasanya jantung ini mau lepas. Belum pernah sebelumnya diberi senyuman oleh kakak kelas dengan sangat manisnya. Dan aku pun membalas senyumnya yang manis itu. Tanti melongo, kepalanya bolak-balik melihat ke arah aku dan cowok itu.

”Heh...kamu Feb, gak boleh liat cowok ganteng!”

”Hmm.... sayang kan nyia-nyiain kesempatan. Kan gak datang tuk yang kedua kalinya, he..he...!” jawab aku sambil terus pandangin wajah kak Brian tanpa berkedip sedikit pun.

* * *

”Tan! Tanti! Mau gak bantuin aku?”

”Iya aku bantuin, tapi bantu apaan sih? Kalo aku berhasil, traktir satu mangkok bakso ya?”

”Iya, tapi Cuma satu mangkok gak lebih. Tolong cari tahu dimana dia tinggal dan yang wajib kamu cari tahu, nomor Hpnya. Gimana bisa gak?”

”Iya, Insya Allah aku usahain” Jawab Tanti dengan mengacungkan kedua ibu jarinya.

Seminggu kemudian........

”Feb, ini aku udah dapetin nomor Hpnya (085769123456). Dia tinggal di Jalan Lingkar Utara. Anak kedua dari dua bersaudara. Udah segitu aja. Dia gak mau dikorek-korek lebih dalam. Katanya kalo kamu pengen kenalan, suruh nanya langsung ke dia.” Tanti kelihatan kesal karena setiap hari aku kejar-kejar untuk cari informasi tentang kak Brian.

”Makasih ya, Tan! Kamu emang sahabat aku yang paling.....baik!” kataku sambil mencubit pipinya yang agak tembem itu.

* * *

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Sejak aku mendapatkan nomor handpone kak Brian, aku jadi sering komunikasi dengannya. Tetapi itu Cuma sekedar lewat Hp, kalau bertemu langsung dengan orangnya rasanya malu untuk mengajaknya ngobrol. Semenjak aku mengenalnya aku sadar bahwa kasih sayang dari seorang kakak lebih berarti dari pada kasih sayang dari seorang pacar. Dan pada saat itu aku memutuskan untuk menganggap kak Brian sebagai kakak kandungku sendiri.

* * *

Juli yang kelam......

Lima Bulan sudah berlalu. Kak Brian? Ada dimana dia sekarang? Sejak memasuki semester II aku jarang sekali komunikasi dengannya. Mungkin dia sudah sibuk dengan persiapan untuk menghadapi ujiannya nanti. Maklumlah dia sekarang sudah kelas 9, pasti sedang sibuk-sibuknya mengatur jadwal belajarnya untuk menghadapi ujian sehingga dia melupakan aku untuk sementara waktu.

* * *

Tak terasa UN pun telah berlangsung 1 bulan yang lalu. Dan kini tiba saatnya acara pelepasan untuk kakak-kakak kelas 9 atau yang biasa disebut perpisahan.

Semenjak kak Brian sudah keluar dari SMP itu aku jarang sekali berkomunikasi dengannya bahkan tidak pernah melihat batang hidungnya. Sampai saat ini juga dia sibuk dengan sekolah barunya itu, sehingga dia lupa dengan adik kelas yang pernah mengidolakannya.

Perasaan sedih tidak bisa aku bendung. Aku menangis. Inilah untuk pertama kalinya aku menangis karena kehilangan seseorang. Mungkinkah Kak Brian masih tetap ingat denganku??????

Aku percaya suatu saat nanti dia pasti kembali memasuki kehidupanku sebagai seorang kakak yang sebenarnya.

* * * * *

Mohon maaph bila ada kata-kata yang kurang sreg dihati cerpenist2 handal. Maklumlah cerpen ini aku buat karna tuntutan profesiku sbg pelajar. Kalo gag disuruh, ngapain buat kek beginian. Agak gag hobi eiy...


Written by Vinie.


0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Search yourself about me!!!

Labels

Labels

Labels

  © NOME DO SEU BLOG

Design by Emporium Digital